APRAKSIA
Apraksi
atau Apraksia (apraxia) adalah suatu kondisi di mana seseorang tidak bisa lagi
melakukan gerakan ketika diminta untuk melakukannya. Kelainan tersebut
terjadi bukan karena ada yang salah dengan otot-ototnya, melainkan pada
orang. Orang tersebut juga memahami perintah dan ingin membuat gerakan,
tetapi tidak dapat secara fisik melakukannya. Apraksi dapat memengaruhi
hampir setiap gerakan, termasuk gerakan mata berjalan, berbicara, atau
menulis
Gejala Apraksia
Gejala apraksia cukup
bervariasi. Berikut adalah gejala aparksia berdasarkan jenisnya.
- Apraksia bicara – Gejala yang dirasakan adalah sulitnya dalam mengerakkan mulut serta lidah.
- Apraksia wajah – Gejala yang dirasakan adalah kesulitan dalam menggerakan otot wajah.
- Araksia legan/tungkai – Gejala yag dirasakan adalah sulit mengerakkan kaki maupu tagan.
- Apraksia ideomotor – Gejala yang dirasakan adalah ketidak kemampuannya dalam meniruka cara mengguakan benda atau berang tertentu meski memang benda tersebut tak ada masalah. Contoh : meniru orang yang bermain piano dan naik sepeda.
- Apraksia ideasional – Gejala yang dirasakan adalah sulitnya melakukan proses sesuatu yang berurutan. Contoh : Mengenakan kaos kaki sebelum megenakan sepatu.
- Apraksi KOnstruksional – Gejala yang dirasakan adalah ketidak mampuan dalam menciptakan konstruksi yang sederhana atau hanya sekedar menjiplak sebuah gambar.
Gejala pada Anak ( bayi baru lahir hingga
anak usiaya sudah cukup besar) :
- Anak mengalami kesulitan ketika harus mengucapkan konsonan dan vokal. Ia tak bisa mengucapkan konsonan maupun vokal tertentu.
- Anak mengalami kesulitan ketika harus menggabungkan sumber suara yang berbeda dengan tujuan untuk pembentukan kata.
- Anak mengalami kesulitan ketika harus menghasilkan perkataan yang bisa orang lain pahami; dalam hal ini ada sedikit kemiripan dengan kondisi disatria.
- Bayi dengan apraksia akan lebih lamban dalam hal kemampuan berbicara. Kemampuan ini akan muncul lebih akhir apabila dibandingkan dengan bayi-bayi seumurnya.
- Anak mengalami kesulitan dalam pengucapan kata-kata, khususnya bila ia ingin berbicara dengan kata-kata yang panjang.
Penyebab Apraksia
Apraksia dapat terjadi
pada saat anak berusia berapapun.
Dalam beberapa kasus,
anak-anak menderita apraksia sejak lahir, sedangkan di kasus lain apraksia
muncul karena dipicu kecelakaan (cedera kepala) atau stroke.
Pengobatan Apraksia
Pengobatan apraksia tergantung pada jenis gejala
yang dialami oleh penderita. Pengobatan meliputi terapi bicara, terapi fisik,
dan terapi latihan.
Terapi bicara dilakukan bagi mereka yang
mengalami apraksia bicara. Terapi ini meliputi pengulangan kata secara terus
menerus untuk melatih gerakan mulut, latihan menyusun kata-kata, dan lain-lain.
Jika apraksia disebabkan oleh gangguan yang
diketahui, misalnya tumor otak, pengobatan dilakukan untuk mengatasi gangguan
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar